Rabu, April 18, 2012


NASKAH TUNTUNAN WUDHU DAN SHALAT MUSLIM CILIK Pendahuluan Assalamua’alaikum Wr. Wb. Para Pembaca, wudhu dan shalat merupakan satu rangkaian amal ibadah utama dalam islam. Jika kita hendak mendirikan shalat, kita mesti berwudhu terlebih dahulu. Sebab, bila kita meninggalkan wudhu, maka shalat kita tidak sah. Sesuai hadits Nabi, dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw bersabda, “Allah tidak akan menerima shalatmu apabila berhadats, hingga berwudhu.” (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi). WUDHU Pengertian wudhu secara bahasa adalah bersih, terang atau indah. Secara istilah, wudhu adalah menyucikan badan dengan menggunakan air muthlaq (suci dan menyucikan) dan dengan cara-cara tertentu untuk menghilangkan hadats kecil sesuai tuntunan syari’at islam. Nah, jika kita hendak shalat, kita mesti berwudhu terlebih dahulu adik-adik! Tahukah kenapa saudara? Iya, benar sekali, karena wudhu adalah salah satu syarat sah dalam ibadah shalat. Sesuai firman Allah swt, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan usaplah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (Al-Maidah [5] ayat 6) • Syarat-Syarat Wudhu Syarat-syarat sahnya wudhu itu ada 5, yaitu : 1. Islam. 2. Tamyiz.(dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk) 3. Tidak dalam keadan hadats besar (haidh atau nifas). 4. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke anggota wudhu, misalnya : tato, cat, getah, dan lain sebagainya. 5. Dengan air muthlaq (air yang suci dan mensucikan). • Rukun Wudhu Rukun wudhu berarti beberapa perkara yang mesti dipenuhi seseorang ketika sedang berwudhu. Adapun rukun wudhu adalah berikut ini : 1. Niat 2. Membasuh muka 3. Membasuh kedua tangan hingga siku 4. Mengusap sebagian atau seluruh rambut kepala 5. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki 6. Tertib atau berurutan. • Sunnah Wudhu Sunnah wudhu berarti perbuatan yang baik dan disukai dalam berwudhu, sehingga ketika dikerjakan mendapat pahala, namun jika ditinggalkan tidak berdosa. Adapun sunnah wudhu adalah berikut ini: 1. Membaca basmalah terlebih dahulu. 2. Membasuh telapak tangan. 3. Berkumur-kumur sesudah membasuh kedua telapak tangan. 4. Membersihkan lubang hidung dengan cara menghisap air melalui lubang hidung, lalu mengeluarkannya. 5. Mengusap seluruh kepala dengan air. 6. Mengusap kedua telinga. 7. Membasuh anggota wudhu masing-masing tiga kali 8. Membasuh sela-sela jari kaki dan tangan. 9. Mendahulukan membasuh anggota wudhu sebelah kanan. 10. Membasuh sela-sela jenggot. 11. Tidak berlebihan menggunakan air. 12. Membaca Do’a setelah wudhu • Perkara-Perkara yang Membatalkan Wudhu 1. Keluarnya sesuatu dari qubul (kemaluan) dan dubur (anus) seperti buang air kecil, buang air besar dan keluarnya angin atau kentut. 2. Kehilangan kesadaran semisal karena pingsan, kesurupan, gila, mabuk dan lain sebagainya 3. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan. 4. Bertemunya kulit antara laki-laki dengan perempuan yang sama-sama sudah baligh (dewasa) dan bukan mahram. 5. Tidur dengan cara telentang. • Tata Cara Berwudhu 1. Membaca basmalah sambil mencuci kedua tangan dan menyela-nyela jari-jari tangan. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ “Bismillâhirrahmânirrahîm”. “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” 2. Berkumur tiga kali 3. Mengisap air ke dalam hidung tiga kali 4. Membasuh muka secara merata mulai dari tempat yang ditumbuhi rambut hingga ujung dagu sebanyak 3 kali, sambil berniat wudhu di dalam hati. Niat ketika Wudhu yaitu : نَوَيْتُ الْوُضُؤَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلأَصْغَرِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالىَ Nawaitul-wudhu’a liraf’il-hadatsil-ashghari fardhal lillâhi ta’âlâ. “Aku berniat wudhu untuk menghilangkan hadats kecil, fardhu karena Allah ta’âlâ”. 5. Membasuh kedua tangan hingga siku tiga kali. 6. Mengusap sebagian rambut kepala tiga kali. 7. Mengusap kedua telinga tiga kali. 8. Membasuh kedua kaki sampai dengan mata kaki dengan menyilangkan air ke sela-sela jari kaki tiga kali. 9. Membaca Do’a setelah wudhu. Do’a setelah wudhu adalah sebagai berikut : أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّااللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, أَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ . Asyhadu al lâ ilâha illallâh, wahdahu lâ syarîka lah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasûluh, allâhummaj’alnî minattawwâbîna waj’alnî minal-mutathahhirîna waj’alnî min ‘ibâdikash-shâlihîn. “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku orang yang suci, dan jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang shalih.” • Keutamaan Wudhu 1. Wudhu adalah cermin dan perilaku orang-orang yang beriman. 2. Orang yang berwudhu, wajahnya akan bercahaya di akhirat kelak. Sesuai sabda Nabi, “Sesungguhnya, umatku akan dihadirkan pada hari kiamat dengan wajah, tangan, dan kaki yang bercahaya karena bekas-bekas wudhu mereka. Karenanya, barangsiapa di antara kalian yang bisa memperpanjang cahayanya maka hendaklah dia lakukan (dengan memperlebar basuhan wudhunya).” (H.R Bukhari dan Muslim) 3. Wudhu mampu menggugurkan dosa-dosa kecil. Nabi bersabda, “Barangsiapa yang berwudhu lalu membaguskan wudhunya, niscaya kesalahan-kesalahannya keluar dari badannya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya. (H.R Muslim) 4. Menghapuskan kesalahan yang diperbuat oleh jasad. Dari Abdulla Ash-Shanaji, Nabi bersabda, “Apabila seorang hamba berwudhu, lalu berkumur, maka dikeluarkanlah (dihapuskan) kesalahan-kesalahan itu dari mulutnya. Apabila ia memasukkan air ke rongga hidung, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari hidungnya. Apabila ia membasuh wajahnya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan yang pernah ia perbuat dengan wajahnya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi keluar dari bawah tempat tumbuhnya rambut dari kedua matanya. Apabila ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari kedua tangannya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dari bawah (celah) kukunya. Apabila ia mengusap kepalanya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari kepalanya, sehingga kesalahan-kesalahan itu keluar dari kedua telinganya. Apabila membasuh kedua kakinya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan tersebut dari kedua kakinya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dari bawah kuku-kuku kedua kakinya. Kemudian perjalanannya ke masjid dan shalatnya merupakan nilai ibadah tersendiri baginya.” (H.R. Imam Malik, An-Nasaai, Ibnu Majah dan Al-Hakim) SHALAT Pengertian shalat secara bahasa adalah do’a. Adapun secara istilah, ialah serangkaian ibadah tertentu berupa ucapan dan perbuatan yang diawali dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Shalat merupakan salah satu sendi agama Islam yang bersifat utama dan wajib bagi setiap mukmin yang mukallaf atau baligh. Sebab, shalat adalah perintah langsung dari Allah dan amalan yang pertama kali dihisab kelak di hari kiamat. Itulah sebabnya, kita semua selaku umat Islam, wajib ‘ain hukumnya menegakkan shalat lima waktu secara sempurna. Sesuai firman Allah swt, “Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (Q.S. An-Nisa’ [4] : 103) • Manfaat Shalat 1. Menyehatkan jasmani dan rohani. 2. Membentuk kepribadian yang rajin, disiplin, dan berakhlaq mulia. 3. Mencegah dari perbuatan keji dan munkar. 4. Media mendekatkan diri kepada Allah swt. 5. Memperkuat persaudaraan sesama umat Islam. • Keutamaan bagi yang Rajin Mendirikan Shalat 1. Hidupnya diberkahi Allah. 2. Terhindar dari siksa neraka. 3. Terlindungi dari sifat kemunafikan, kemusyrikan, dan kekafiran. 4. Mendapatkan petunjuk dari Allah swt. • Ancaman bagi yang Melalaikan Shalat 1. Rezekinya tidak berkah. 2. Doanya ditolak Allah swt 3. Amalnya tidak mendapat pahala. 4. Dicabut keislamannya. 5. Ketika meninggal akan merasakan kehausan, dan kelaparan yang luar biasa. 6. Mendapatkan siksa di alam kubur. 7. Badannya dihimpit bumi ketika di alam kubur 8. Di alam kubur gelap gulita. 9. Dilemparkan ke dalam neraka Jahannam. 10. Di akhirat kelak, termasuk golongan orang-orang yang hina dan menyesal. • Waktu Pelaksanaan Shalat a. Shalat Dzuhur Waktu shalat Dzuhur dimulai dari tergelincirnya matahari ke arah barat hingga panjang sebuah bayangan sama dengan benda aslinya. Rasulullah saw bersabda, “Waktu Dzuhur apabila matahari tergelincir ke sebelah barat, selama belum datang waktu asar.” (H.R. Muslim). b. Shalat Ashar Waktu shalat Ashar bermula ketika sebuah bayangan lebih panjang dari panjang bendanya, sampai matahari tenggelam. Rasulullah saw bersabda, ”Waktu Ashar sebelum terbenam matahari.” (H.R Muslim) c. Shalat Maghrib Permulaan shalat Maghrib adalah mulai dari terbenamnya matahari sampai hilangnya warna merah di ufuk barat. Rasulullah bersabda,”Waktu maghrib sebelum hilang mega merah.” (H.R. Muslim) d. Shalat Isya’ Shalat Isya’ bermula dari hilangnya mega merah di ufuk barat sampai sesaat sebelum terbitnya fajar shadiq. Rasulullah bersabda, “Waktu sholat ‘isya’ adalah hingga setengah malam.”(H.R. Muslim) e. Shalat Shubuh Shalat Shubuh dimulai dari terbitnya fajar shadiq sampai matahari terbit di ufuk Timur. Rasulullah saw bersabda, “Waktu shalat subuh dari terbit fajar selama belum terbit matahari.” (H.R. Muslim) Syarat-Syarat Shalat • Syarat Wajib Shalat Syarat wajib shalat adalah beberapa perkara yang apabila terpenuhi pada diri seseorang, maka wajib melaksanakan shalat. Adapun syarat wajib shalat adalah berikut ini : a. Islam. b. Berakal sehat. c. Baligh (dewasa). d. Suci dari haidh dan nifas. • Syarat Sah Shalat Syarat sah adalah beberapa perkara yang wajib dipenuhi seseorang supaya sah shalatnya. Adapun syarat sah shalat sebagai berikut : a. Sudah masuk waktu shalat. b. Suci dari hadats besar dan kecil. c. Suci dari najis. d. Menutup aurat. Bagi laki-laki, auratnya adalah apa yang terbentang diantara pusar dan lutut. Adapun perempuan, auratnya adalah seluruh anggota badan, kecuali muka dan kedua belah telapak tangan. e. Menghadap kiblat. f. Mengikuti tata cara yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya. • Rukun Shalat Rukun shalat adalah perkara-perkara yang wajib dikerjakan bagi orang yang sedang ibadah shalat. Bila salah satu rukun tersebut ditinggalkan, maka shalatnya batal atau tidak sah. Adapun rukun shalat adalah sebagai berikut : 1. Niat 2. Takbiratul Ihram 3. Berdiri bagi yang mampu 4. Membaca surat al-Fatihah pada setiap rakaat. 5. Ruku’ disertai thuma’ninah. 6. I’tidal disertai thuma’ninah. 7. Sujud dua kali disertai thuma’ninah. 8. Duduk di antara dua sujud disertai thuma’ninah. 9. Duduk tasyahud disertai thuma’ninah. 10. Membaca tasyahud akhir. 11. Membaca shalawat kepada Nabi pada tasyahud akhir. 12. Membaca salam yang pertama. 13. Berurutan dengan tartib. • Sunnah Shalat Dalam ibadah shalat, terdapat beberapa amalan yang sifatnya sunnah. Jika melakukannya mendapatkan pahala, tetapi jika meninggalkannya tidak berdosa. Namun, tentu kita amat rugi bila meninggalkannya. Nah, sunnah dalam shalat ada dua macam, yaitu sunnah ab’âdh dan sunnah haiat. Sunnah ab’adh adalah amalan sunnah shalat yang apabila tertinggal, maka harus diganti dengan sujud sahwi. Adapun sunnah hai’at adalah amalan sunnah yang apabila tertinggal, tidak diganti dengan sujud sahwi. Adapun macam-macam sunnah Ab’adh adalah sebagai berikut : 1. Duduk tasyahud awal 2. Membaca bacaan tasyahud awal. 3. Membaca shalawat Nabi pada tasyahud awal. 4. membaca do’a shalawat atas keluarga Nabi pada tasyahud akhir. 5. Membaca do’a qunut pada shalat subuh dan witir pada pertengahan ramadlan sampai akhir. 6. Membaca doa shalawat atas Nabi pada akhir Do’a qunut. 7. Berdiri membaca doa qunut. Adapun macam-macam sunnah hai’at shalat adalah sebagai berikut : 1. Mengangkat tangan sewaktu takbiratul ihram, ruku’ dan bangun dari ruku’ (i’tidal) 2. Meletakkan tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri sewaktu berdiri bersedekap. 3. Membaca do’a iftitah setelah takbiratul ihram. 4. Membaca ta’awwudz ketika akan membaca surat Al-Fatihah. 5. Membaca amin setelah membaca fatihah. 6. Membaca ayat atau surat Al-Qur’an sesudah membaca surat Al-Fatihah pada raka’at pertama dan kedua. 7. Mengeraskan bacaan surat fatihah dan bacaan ayat atau surat Al-Qur’an pada raka’at pertama dan kedua dalam shalat Maghrib, Isya’ dan Subuh bagi imam dalam shalat berjama’ah. 8. Membaca takbir pada tiap perpindahan rukun di dalam shalat. 9. Membaca tasbih ketika ruku’ dan sujud. 10. Meluruskan bagian belakang kepala dengan punggung ketika ruku’. 11. Membaca Sami’allâhu liman hamidah ketika bangkit dari ruku’ dan membaca rabbana walakal-hamd dan seterusnya ketika i’tidal. 12. Meletakkan dua telapak tangan di atas lutut sewaktu ruku’. 13. Meletakkan dua telapak tangan di atas paha ketika duduk tasyahud awal dan akhir dengan membentangkan jari tangan kiri serta menggenggamkan jari tangan kanan, kecuali jari telunjuk. 14. Duduk iftirasy, yakni duduk di atas mata kaki kiri dan telapak kaki kanan ditegakkan serta ujung jari kanan dihadapkan ke kiblat. 15. Duduk tawarruk, yakni duduk bersimpuh sewaktu duduk tasyahud akhir dengan telapak kaki yang kiri dikeluarkan ke sebelah kanan sehingga pantatnya menyentuh lantai atau tanah. 16. Membaca salam untuk kedua kali. 17. Menoleh ke kanan dan ke kiri pada waktu membaca salam yang pertama dan kedua. • Hal-Hal yang Makruh dalam Shalat 1. Menahan kentut. 2. menahan buang air kecil 3. menahan buang air besar. 4. Menoleh-noleh. 5. Menguap dalam shalat. 6. Memejamkan kedua mata. 7. Meletakkan siku-siku tangan di lantai saat sujud. 8. Memandang sesuatu yang melalaikan. 9. Menyembunyikan ruas jari tangan. 10. Meludah ke depan. • Hal-Hal yang Membatalkan Shalat. 1. Meninggalkan salah satu syarat dan rukun shalat 2. Tertawa dengan suara terbahak-bahak. 3. Makan atau minum, meskipun sedikit. 4. Berbicara dengan di sengaja. 5. Tertinggal dua rukun fi’li dari imam dengan disengaja. 6. Mendahului imam dengan dua rukun 7. Berhadats. 8. Terkena najis yang tidak dimaafkan. • Tatacara dan Bacaan Shalat 1. Niat Setelah berdiri menghadap kiblat, maka segeralah mengucapkan lafadz niat dengan hati yang mantap. Rasulullah saw bersabda, “Semua amal tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya.” (H.R. Bukhari Muslim) Niat Shalat Dzuhur أُصَلِّىْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْماً / إِمَامًا لِلّهِ تَعاَلىَ Ushalli fardhazh-zhuhri arba’a raka’âtim mustaqbilal-qiblati adâ’an ma’mûman/ imâman lillâhi ta’alâ. “Aku berniat shalat fardhu Dzuhur empat raka’at menghadap Qiblat (sebagai makmum/imam) karena Allah ta’alâ. Niat shalat ‘Ashar أُصَلِّىْ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْماً / إِمَامًا لِلّهِ تَعاَلىَ Ushalli fardhal-ashri arba’a raka’âtim mustaqbilal-qiblati adâ’an ma’mûman/ imâman lillâhi ta’alâ. “Aku berniat shalat fardhu ‘ashar empat raka’at menghadap qiblat (sebagai makmum/imam) karena Allah ta’ala.” Niat Shalat Maghrib أُصَلِّىْ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْماً / إِمَامًا لِلّهِ تَعاَلىَ Ushalli fardhal-maghribi tsalâtsa raka’âtim mustaqbilal-qiblati adâ’an ma’mûman/ imâman lillâhi ta’alâ. “Aku berniat shalat fardhu Maghrib tiga raka’at menghadap Qiblat (sebagai makmum/imam) karena Allah ta’ala.” Niat Shalat Isya’ أُصَلِّىْ فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْماً / إِمَامًا لِلّهِ تَعاَلىَ Ushalli fardhal-‘isyâ’i arba’a raka’âtim mustaqbilal-qiblati adâ’an ma’mûman/ imâman lillâhi ta’alâ. “Aku berniat shalat fardhu Isya’ empat raka’at menghadap Qiblat (sebagai makmum/imam) karena Allah ta’ala.” Niat Shalat Shubuh أُصَلِّيْ فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْماً / إِمَامًا لِلّهِ تَعاَلىَ Ushalli fardhash-shubhi rak’ataini mustaqbilal-qiblati adâ’an (ma’mûman/imaman) lillâhi ta’âlâ. “Aku berniat shalat fardlu Shubuh dua raka’at menghadap Qiblat (makmum/imam) karena Allah ta’ala.” 2. Takbiratul Ihram Setelah membaca niat, kedua tangan diangkat sebahu dan telapak tangan dihadapkan ke kiblat disertai membaca takbir; ‘allâhu akbar. 3. Membaca Do’a Iftitah Setelah takbiratul ihram, bersedekaplah dengan menghadap kiblat, lalu membaca do’a iftitah ini : أَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً, إِنِِّّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيْفًا وَمَا أَناَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ, إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَناَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ Allahu akbar, kabîraw wal-hamdu lillâhi katsîrâ, wasubhânallâhi bukrataw wa’ashîla, innî wajjahtu wajhiya lilladzî fatharas-samâwâti wal-ardha hanîfam muslimaw wamâ anâ minal-musyrikîna. Innâ shalâti wanusukî wamahyâya wa mamâtî lillâhi rabbil-‘âlamîna, lâ syarîka lahû wa bidzâlika umirtu wa anâ minal-muslimîna. “Allah Mahabesar lagi sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah dan Mahasuci Allah sepanjang pagi dan sore. Sesungguhnya kuhadapkan muka dan hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus dan berserah diri, dan aku bukanlah termasuk dari golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah karena Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan karena itulah aku diperintah dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” 6. Membaca Surat Al-Fatihah Setelah takbiratul ihram (takbir pertama), dilanjutkan membaca surat Fatihah. Namun, sebelumnya didahului membaca ta’awwudz. أَعُوْذُ باِللهِ مِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ أَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ * أَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ * ماَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ * إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ *إِهْدِناَ الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ * صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ . Al-hamdu lillâhi rabbil-‘âlamîn, arrahmânirrahîm, mâliki yaumid-dîn , iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’în, ihdinash-shirâthal-mustaqîm, shirâthal-ladzîna an’amta ‘alaihim ghairil-maghdhûbi ‘alaihim waladh-dhâllîn. “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang Menguasai hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang sesat.” (Q.S. Al-Fatihah [1] : 1-7) 7. Membaca Surat-Surat Pendek Setelah membaca surat al-Fatihah, pada raka’ât pertama dan kedua disunnahkan untuk membaca surat pendek. Misalnya surat Al-Ikhlash. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ * أَللهُ الصَّمَدُ * لَمْ يَلِدْ وَلمَْ يُوْلَدْ * وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ * Bismillâhirrahmânirrahîm. Qulhuwallâhu ahad. Allâhush-shamad. Lam yalid walam yûlad. Walam yakul lahû kufuwan ahad. “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah, Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” 8. Ruku’ Selesai membaca surat, angkat kedua tangan sejajar bahu sambil mengucapkan takbir; Allahu Akbar. Lalu, bungkukkan badan dengan meletakkan kedua tangan di atas lutut. Sewaktu ruku’, pastikan posisi punggung lurus dan sejajar dengan kepala. Lalu, bacalah tasbih tiga kali berikut ini : سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ Subhâna rabbiyal ‘azhmi wa bihamdihi. (3 x) “Mahasuci Tuhanku yang Mahabesar, dan aku memuji kepada-Nya.” 9. I’tidal I’tidal yaitu bangkit dari ruku’ seraya mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan lafadz : سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ . Sami’allahu liman hamidah. “Allah mendengar kepada orang yang memuji-Nya.” Kemudian, berdirilah dengan tegak lurus seraya membaca lafadz berikut ini : رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْئٍ بَعْدُ Rabbanâ lakal-hamdu mil’us-samâwâti wamil’ul ardhi wamil’u mâ syi’ta min syai’in ba’du. “Wahai Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji yang memenuhi langit dan bumi, dan memenuhi segala sesuatu yang Engkau kehendaki pada segala sesuatu sesudah itu.” 10. Sujud. Kemudian, sujudlah seraya mengucapkan takbir, Allâhu akbar. Usahakan posisi dahi dan hidung di atas tempat sujud atau sajadah. Ketika sujud, beberapa anggota badan yang menjadi tumpuan adalah dahi, hidung, dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung-ujung jari kedua kaki. Setelah sujud dengan sempurna, bacalah tasbih tiga kali berikut ini : سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأََعْلَى وَبِحَمْدِهِ Subhâna rabbiyal-a’la wabihamdih. “Mahasuci Tuhanku, yang Mahatinggi dan dengan memuji-Mu.” 11. Duduk antara Dua Sujud (Sujud Iftirasy) Setelah bangun dari sujud seraya mengucapkan takbir, duduklah dengan posisi duduk iftirasy. Tahukah pembaca, apakah duduk iftirasy itu? duduk iftirasy adalah duduk antara dua sujud dengan cara duduk di atas telapak kaki kiri, lalu telapak kaki kanan dibiarkan tegak dengan melipat jari-jari kaki ke arah depan. Kemudian, bacalah doa berikut ini : رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ. Rabbighfirlî warhamni wajburnî warfa’nî warzuqnî wahdinî wa‘âfinî wa’fu ‘annî. “Ya Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku, kasihanilah aku, luaskanlah aku, angkatlah derajatku, limpahkanlah rezeki kepadaku, berikanlah aku petunjuk dan kesehatan kepadaku, serta berikanlah ampunan kepadaku.” 12. Duduk Tasyahud Awal أَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكاَتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّباَتُ لِلَّهِ, أَلسَّلاَمُ عَليَْكَ أَيُّهاَ النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ, أَلسَّلاَمُ عَلَيْناَ وَعَلىَ عِباَدِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ, أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ. At-tahiyyâtul-mubârakâtush-shalawâtuth-thayyibâtulillâh, Assalâmu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wabarakâtuh. Assalâmu ‘alainâ wa ‘alâ ‘ibâdillâhish-shâlihin. Asyhadu al lâ ilâha illâllahu wa asyhadu anna muhammadar rasûlullâh. Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ muhammad. “Segala kehormatan, berkah, shalawat dan segala kebajikan adalah milik Allah. Semoga kesejahteraan untukmu, wahai Nabi, rahmat dan berkah-Nya menyertaimu. Semoga kami dan hamba-hamba Allah yang shalih dalam kesejahteraan. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.Ya Allah berilah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad.” 13. Duduk Tasyahud Akhir (Duduk Tawarruk) Posisi duduk tasyahud akhir adalah posisi duduk tawarruk. Tahukah yang dimaksud duduk tawarruk, adik-adik? Iya, duduk tawarruk adalah duduk dengan cara menyilangkan kaki kiri di bawah kaki kanan, sedangkan kaki kanan bertumpu pada ujung jari yang dilipat ke bawah menghadap kiblat sehingga pantat langsung bersentuhan dengan lantai. Bacaan tasyahud akhir hampir sama dengan tasyahud awal. Hanya saja ditambah dengan bacaan shalawat atas keluarga Nabi Muhammad, seperti lafadz berikut ini : وَعَلىَ أَلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ Wa ‘alâ âli sayyidinâ muhammad. “Dan berilah rahmat pula kepada keluarga junjungan kami Muhammad.” Kemudian, disunnahkan untuk melanjutkan bacaan dengan membaca shalawat Ibrahimiyyah sebagai berikut : كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِناَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ أَلِ سَيِّدِناَ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ . Kamâ shallaita ‘alâ sayyidinâ ibrâhîma wa ‘alâ âli sayyidinâ ibrâhîm. Wabârik ‘alâ sayyidinâ muhammad wa ‘alâ âli sayyidinâ muhammad, kamâ bârakta ‘ala sayyidinâ ibrâhîm, wa ‘alâ âli sayyidinâ ibrâhîm. Fil-‘âlamîna innaka hamîdun majîd. “Sebagaimana telah Engkau beri rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Dan curahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau mencurahkan keberkahan kepada keluarga Ibrahim di seluruh alam raya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia. 14. Salam Setelah tasyahud akhir, maka diakhiri dengan salam. Caranya adalah menoleh ke kanan hingga pipi kanan terlihat seluruhnya dari belakang. Lalu, ucapkanlah salam pertama berikut ini: أَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَة الله وَبَرَكَاتُهُ Assalâmu ‘alaikum warahmatullahi wabarakâtuh. “Semoga keselamatan dan rahmat dari Allah tercurah kepada kamu kalian.” Kemudian, dilanjutkan dengan menoleh ke kiri seraya mengucapkan salam kedua dengan lafadz yang sama dengan salam pertama. • Bacaan Dzikir Setelah Shalat Selesai shalat, kita dianjurkan untuk memuji Allah dengan banyak berdzikir dan do’a. Adapun dzikir dan do’a yang diajarkan Nabi Muhammad adalah sebagai berikut : أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمُ , أَلَّذِيْ لاَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ Astaghfirullâhal-‘adzîm, alladzî lâ ilâha illâ huwal-hayyul-qayyûmu wa atûbu ilaih. “Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung, yaitu Dzat yang tiada tuhan melainkan dia, Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.” (3 x) أَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّناَ رَبَّناَ بِالسَّلاَمِ وَأَدْخِلْنَاالْجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ, تَبَارَكْتَ رَبَّناَ وَتَعَالَيْتَ يَاذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ Allâhumma antas-salâm waminkas-salâm wa ilaika ya’udus-salâm, fahayyinâ rabbanâ bis-salâm, wa adkhilnal-jannata dâras-salâm, tabârakta rabbanâ wata’âlaita yâ dzal-jalâli wal-ikrâm. “Ya Allah, Engkaulah yang memiliki keselamatan dan dari Engkaulah keselamatan, dan kepada Engkaulah kembali keselamatan, maka hidupkanlah kami, wahai Tuhan kami, dengan keselamatan dan masukkanlah kami ke dalam surga tempat keselamatan, keberkahanmu cukup melimpah wahai Tuhan kami serta Mahatinggi Engkau Tuhan Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.” سُبْحَانَ اللهِ أَلْحَمْدُ لِلَّهِ لَاإِلَهَ إِلاّ اللهُ Subhanallâh (3 x), alhamdulillah (3 x), lâ ilâha illallâh (3 x). Kemudian, dilanjutkan dengan membaca : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ La ilâha illallâllah, wahdahu lâ syarîka lah, lahul-mulku walahul-hamdu yuhyi wayumîtu wahuwa ‘alâ kulli syai’in qadîr. “Tiada tuhan selain Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah yang mempunyai sekalian kerajaan dan segala puji, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.” اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ Allâhumma lâ mâni’a limâ a’thaita walâ mu’thiya limâ mana’ta walâ yanfa’u dzal-jaddi minkal-jaddu. “Ya Allah, tidak ada yang mampu mencegah sesuatu yang telah Engkau berikan dan tidak ada yang mampu memberi sesuatu yang Engkau cegah. Tidak bermanfaat kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya untuk (menebus) siksaan-Mu.” Kemudian, bisa dilanjutkan dengan do’a berikut : رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَماَرَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا Rabbighfirlî waliwâlidayya warhamhumâ kamâ rabbayânî shaghîrâ. “Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku dan kasihilah mereka sebagaimana mereka mengasihi aku di waktu kecil. رَبَّناَ ظَلَمْناَ أَنْفُسَناَ وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْناَ لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ Rabbanâ dhalamnâ anfusanâ wa illam taghfir lanâ watarhamnâ lanakûnanna minal-khâsirîn. “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ أَمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ “Rabbanaghfirlanâ wa li ikhwâninal-ladzîna sabaqûna bil-îmâni walâ taj’al fî qulûbinâ ghillal-lilladzîna âmanû rabbanâ innaka ra’ûfur-rahim”. “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” Kemudian, diakhiri dengan membaca do’a kebaikan dunia akhirat atau dikenal dengan istilah doa sapu sagad. رَبَّناَ أَتِناَ فىِ الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِى الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ Rabbanâ âtinâ fiddunyâ hasanah, wafil-âkhirati hasanah, waqinâ ‘adzâban-nâr Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Penutup Alhamdulillah, kini para pembaca telah selesai mempelajari halaman demi halaman materi wudhu dan shalat ini. Tentunya, para pembaca sekarang sudah lebih faham daripada sebelumnya, bukan! Nah, jika kalian kurang faham atau lupa dalam memahami buku ini, coba dibaca berulang-ulang lagi sampai benar-benar faham dan hafal. Namun, jika kurang yakin, sebaiknya mintalah bimbingan kepada guru kalian. Akhirnya, Segala kritik dan saran dari pembaca kami tunggu demi kebaikan di masa-masa mendatang. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita dalam kehidupan sehari-hari. Amien. Wassalamu’alaukum Wr Wb. Daftar Pustaka : Al-Qur’anul Karîm Drs. Moh. Islam. 2010. Tuntunan Shalat Wajib& Sunnah Lengkap. Yogyakarta : Citra Risalah. Muhammad Ilham. 2010. Tuntunan Shalat Lengkap For Kidz. Yogyakarta : Idea Wold Kidz. Muhammad Ilham.2011. Tuntunan Wudhu dan Shalat Muslim Cilik. Yogyakarta : Idea Wold Kidz. Nurul Ihsan. 2007. Panduan Lengkap Belajar Shalat. Jakarta : Qultum Cilik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar